Tips Agar Anak Suka Belajar Tanpa dipaksa



Agar Anak Mau Belajar Tanpa Terpaksa / Suka Belajar

Mungkin buat orang tua yang memiliki anak usia sekolah mungkin banyak yang mengalami kendala anak susah sekali diajak belajar. Padahal kurikulum sekolah sekarang dari kelas 1 SD sudah harus lancar membacanya, kalau tidak akan terlambat dalam mengikuti materi. Apalag jika semakin tinggi kelasnya, materi semakin banyak dan berat.


Trus bagaimana sebaiknya kita sebagai orang tua, Bunda?

Yang pasti kita mesti bijaksana dalam mengarahkan anak agar mau belajar dengan perasaan senang dan tidak terpaksa. Karena dengan motivasi belajar yang tidak terpaksa, hasilnya akan positif untuk anak, selain anak lebih mudah menyerap apa yang dipelajari, anak juga tidak merasa belajar adalah BEBAN.

Sebagai orang tua sebaiknya jangan paksa anak belajar untuk ambisi orang tua karena ingin dinilai hebat, anak JUARA, dan lain sebagainya...
Kalaupun anak memang berprestasi patutlah kita berbangga, namun biarlah prestasi tersebut sungguh karena ketertarikannya dan talentanya di situ, bukan ambisi kita sebagai orang tua.


Berikut beberapa tips yang bisa saya bagikan berdasar pengalaman dan pengamatan saya mendampingi anak saya dan dari membaca beberapa majalah parenting :)

1. Kenali karakter anak untuk menentukan pendampingan anak
Sebagai orang tua tentu kita harus mengenal karakter anak satu persatu karena meski lahir dari satu orangtua, tiap anak memiliki keunikan sendiri-sendiri.

Coba Bunda perhatikan dari hari ke hari tiap anak,

- Apa yang menjadi ketertarikan anak : menulis, menggambar, berhitung, menari, musik, otomotif, vokal dll.
Dengan mengetahui ketertarikan anak, kita hendaknya jangan memaksakan ambisi kita untuk sesuatu yang anak tidak suka. Meski tetap bijaksana untuk tetap mengenalkan hal yang tidak dia suka sebagai bekal ilmu pengetahuan.

- Apa kecenderungan tipe dominan belajar anak 
  a. Auditory : anak cenderung mudah menerima sesuatu/pelajaran dengan mendengarkan
  b. Visual      : anak cenderung mudah menerima seuatu/pelajaran dengan melihat
  c. Kinestetik: anak cenderung mudah menerima sesuatu/pelajaran dengan gerakan
dengan mengetahui karakter tipe dominan belajar anak, kita bisa mendukung cara dia belajar agar optimal,

2. Dampingi ketika anak belajar, sesuaikan pendampingan dengan usia 
Pendampingan anak ketika belajar itu sangat penting, terutama untuk anak usia playgroup - TK - SD kelas 1 -  2. Kalau anak anak kelas 3 mungkin sudah bisa bertanggungjawab mau belajar sendiri jika kita sudah membiasakan 'belajar' sesuai dari jenjang sebelumnya.

Mungkin banyak dari Bunda yang bekerja sudah kelelahan sehingga tidak bisa mendampingi anak sehingga di bantu guru les. Namun tetap harus dipastikan Bunda memantau setiap hari 'belajar' anak tanpa bersikap seperti 'polisi' :) agar anak merasa nyaman dengan dunia 'belajar'.

Untuk anak playgrup - TK hendaklah belajar dikemas dengan suasana bermain.

Yang pasti dengan pendampingan, kita bisa tahu apa yang anak masih belum paham, kita bisa membantu jika ada hal yang anak tidak bisa, kita juga bisa memberikan support psikologis pada anak. Jadi jangan hanya menyuruh belajar ya Bund... tapi dampingi :)

3. Buat suasana menyenangkan saat belajar
Dunia anak adalah dunia bermain. Jadi pastikan anak belajar dalam kemasan bermain.
Tanggungjawab kita kenalkan perlahan sesuai usianya.

Kalau masih Playgrup dan TK, hendaklah jangan dipaksa belajar yang belum masanya.
Misalnya kita hendak mengenalkan angka atau huruf,  misalnya dengan rajin bernyanyi mengenai huruf (jika anak suka bernyanyi), atau mewarnai (jika anak suka menggambar). Atau misal tebak-tebakan disaat 'mati gaya' atau bingung mau ngobrol apa sama anak...
Jadi tidak perlu terpaku pada waktu belajar harus jam sekian, harus berapa lama.
Tapi lakukan konsisten.. jadi tetap dalam sehari ada yang dia pelajari.

Lalu untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal dari apa yang dia pelajari di sekolah, biasakan dari dia play group, dalam perjalanan pulang sekolah atau setelah di rumah, tanyakan 'Belajar apa hari ini di sekolah'.
Mungkin awalnya anak masih banyak lupa karena tidak menyimak. Tapi kalau setiap hari dibiasakan hal sederhana tersebut. biasanya, anak terbiasa mengingat kembali pelajaran di sekolah. Ketika ada PR akan menyampaikan ke orang tua atau bahkan mau mengerjakan tanpa disuruh-suruh..

Lalu mengenai suasana menyenangkan diantaranya adalah mengenal mood anak, jika kita hendak mengingatkan moment belajar, pilih saat dia bersemangat belajar...

Terkadang, belajar juga bisa disisipkan di sela-sela kegiatan sehari-hari tanpa menunggu jam belajar. 
Misalnya saat di jalan, ajak anak bercengkerama ada berapa benda yang sedang dia pegang atau benda menarik yang sedang dilihat, dan lain sebagainya...

4. Berikan waktu istirahat di jam belajarnya
Untuk anak yang sudah bisa digiring dalam waktu belajar, misal anak TK mau mengerjakan PR membuat satu huruf, saat dia lelah dan belum selesai, berikan dia waktu istirahat sejenak. Bisa diisi dengan memberi makanan kesukaan atau hiburan agar dia rileks. setelah rileks lanjutkan lagi belajarnya...


5. Lakukan pembiasaan tanpa kekerasan
Pembiasaan budaya belajar adalah penting. Namun point penting bukan hanya duduk pegang buku, tapi menyisihkan waktu untuk salah satu : mengulangi pelajaran hari ini, atau mempersiapkan pelajaran besok.

Kalau untuk anak TK mungkin cukup selalu dibilang, 'hari ini belum belajar yaaa, adik mau belajar apa nih,...' dan seterusnya..

6. Setiap waktu belajar, jangan lupa sisipkan pesan yang sama : Kenapa kita belajar? 
Untuk yang ini saya ambil dari nasehat orang tua, yang membuat saya dulu belajar tanpa diminta.
Selalu sampaikan bahwa belajar bukan untuk melakukan kewajiban, tapi belajar adalah bekal kita sendiri untuk kita kelak.

7. Berikan pujian untuk setiap apapun hasilnya 
sebagai orangtua kita jangan pelit pujian untuk anak kita. Apapun hasilnya. Karena pujian dari orangtua sangat memberi semangat bagi anak. Bahkan ketika nilai buruk. Anak akan terpacu untuk lebih baik.

Mungkin Bunda mau menambahkan? :)

Related Posts:

Resep Pancake Durian


Bahan:
Kulit pancake

  • 50 g  tepung terigu serbaguna
  • � sdt garam
  • 1 sdm gula pasir berbutir halus
  • 1 sdm minyak sayur
  • 1 butir telur ayam, kocok lepas
  • 400 ml susu cair
Kalau mau berwarna hijau dikasi sejumput kecil pewarna makanan (jangan rasa lain yaa misal pandan, nanti jadi kurang match isi durian kulit pandan misalnya :)   )

Isi:

  • 50 ml thickened cream (krim kental), kocok kaku
  • 300 g daging buah durian matang
  • 1 sdm gula bubuk

Cara membuat:

  1. Taruh dalam wadah, tepung terigu, garam, gula pasir, minyak sayur, dan telur, kocok rata sambil dituangi susu sedikit demi sedikit hingga adonan halus dan rata.
  2. Panaskan wajan dadar berdiameter 18 cm yang sudah diolesi minyak sayur. Tuang  50 ml  adonan, ratakan. Buat dadar tipis-tipis. Lakukan hingga adonan habis. Sisihkan.
  3. Isi: Campur krim kental yang sudah dikocok dengan daging buah durian dan gula bubuk hingga rata. Angkat, sisihkan.
  4. Penyelesaian: Ambil 2 sdm bahan isi, letakkan di tengah dadar, bungkus, bentuk risol kecil. Simpan dalam lemari pendingin hingga saat akan disajikan. 

Untuk 22 buah 


Sumber : majalah Femina

Related Posts: